BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa pada
kenyataannya tidak tunggal melainkan berbeda-beda. Selain itu, dalam sebuah
bahasa memiliki berbagai wujud variasi, antara lain variasi standar dan
nonstandar. Variasi-variasi tersebut muncul karena faktor sosial budaya, tempat
individu atau kelompok individu itu berada. Bentuk atau wujud bahasa seseorang
atau kelompok masyarakat sedikit banyak dipengaruhi oleh lingkungan atau faktor
ekstralingual yang bersentuhan dengannya. Oleh karena faktor ekstralingual
bahasa menjadi beragam-ragam sesuai dengan kenyataan sosial yang
direfleksikannya.
Di antara berbagai macam bahasa itu adalah
bahasa pijin dan bahasa kreol. Pada mulanya, pidgin dan kreol dianggap sebagai fenomena linguistik yang tidak
menarik. Orang yang berbicara dengan pidgin dan kreol dianggap hina. Perilaku
dan anggapan ini pada masa sekarang sudah berubah. Para ahli bahasa memberikan
perhatian yang serius pada bahasa pidgin dan kreol. Mereka menemukan karakteristik
yang menarik mengenai pidgin dan kreol. Kajian pidgin dan kreol menjadi bagian
penting dari kajian sosiolinguistik dengan segala literatur dan kontroversi
dari pidgin dan kreol itu sendiri. Pada akhirnya, para penutur bahasa menyadari
bahwa berbicara dengan pidgin dan kreol bukanlah sebuah variasi bahasa yang
jelek, tetapi bahasa atau variasi bahasa yang memiliki legitimasi, sejarah,
struktur, dan kemungkinan pengakuan sebagai sebuah bahasa yang patut atau
benar.
B.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
makalah berdasarkan latar belakang masalah dalam penulisan makalah ini ialah
menjelaskan tentang salah satu macam variasi bahasa yaitu bahasa pidgin dan
bahasa kreol, serta contoh-contoh yang terkait tentang variasi bahasa tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bahasa
Pidgin dan Kreol
1.
Bahasa
Pidgin
Bahasa pidgin (pijin)
adalah unsur bahasa yang dihasilkan dari kontak bahasa antarbangsa pada tempat
tertentu dan muncul dalam komunitas perdagangan. Menurut KBBI (edisi 4:2008),
pidgin (pijin) adalah pemakaian dua bahasa atau lebih yang dipermudah sebagai
alat komunikasi sosial dalam kontak yang singkat antara orang-orang yang berlainan bahasanya
dan tidak merupakan bahasa ibu para pemakainya. Wardhaugh mendefinisikan pidgin
adalah:
A pidgin is a language with no native speakers: it
is no one’s first language but is a contact language. That is, it is the
product of a multilingual situation in which those who wish to communicate must
find or improvise a simple lamguage system that will enable them to do so.(Wardhaugh, 2010:58).
Pidgin adalah sebuah bahasa yang
tidak memiliki penutur asli: bahasa ini bukan bahasa pertama
seseorang, melainkan bahasa pergaulan (contact language), dan merupakan
hasil dari situasi multibahasa, dimana seseorang yang
hendak berkomunikasi dengan orang lain harus menemukan cara atau
mengembangkan kode-kode sederhana. Pidgin juga merupakan
sebuah bahasa yang muncul sebagai hasil interaksi antara dua kelompok yang
berbicara dengan bahasa yang berbeda dan tidak mengerti apa yang dibicarakan
satu sama lain, sehingga mereka menggunakan apa yang dinamakan dengan pidgin
ini untuk berkomunikasi. Misalnya, pedagang asongan di kawasan Tanah Lot
bertutur dengan wisatawan asing dalam bahasa Inggris pidgin. Bahasa Inggris
digunakan sebagai dasar dan lafalnya disesuaikan dengan lidah Indonesia, contohnya
a.
peri cip (very
cheap) =
sangat murah
b.
paip (five) = lima
c.
masas (massage) = pesan
d.
tosen (thousand) = seribu
e.
many-many
different with art shop (the price is much different from the price given in
the art shop)
= harganya banyak beda dengan ditoko.
Selain itu Holm
menambahkan
Holm (dalam Wardhaugh, 2006:58) defines a pidgin as
a reduced language that result from extended between groups of people with no
language in common; it evolves when they need some means of verbal
communication, perhaps for trade, but no group learns the native language of
any other group for social reasons that may include lack of trust or of close
contact.
Holm mendefenisikan pidgin sebagai
bahasa yang dihasilkan oleh sebuah kelompok orang yang tidak memiliki bahasa
yang sama, kemudian berkembang sebagai alat komunikasi untuk perdagangan, tetapi bahasa ini tidak memiliki
penutur asli. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
pidgin adalah variasi bahasa yang tidak memiliki pentur asli, yang bercirikan
penyederhanaan (simplification), dan lazimnya mengalami penyederhanaan dalam
tata bahasa dan kosakata.
Pidgin ialah suatu
bahasa campuran dari dua bahasa (atau lebih) yang muncul secara alamiah karena
masing-masing pihak penutur bahasa aslinya tidak saling mengerti (Wardhaugh,
1986:57; Fasold, 1990:181; Crystal, 1992:334). Tentu saja, pidgin itu tercipta
agar masing-masing pihak dapat saling berkomunikasi. Biasanya, bahasa pidgin
terjadi dari bahasa penduduk asli yang bercampur dengan bahasa kaum pendatang.
Biasanya pula, sumbangan dari bahasa penduduk asli lebih banyak daripada
sumbangan dari bahasa kaum pendatang, tetapi hal itu tidak bersifat mutlak. Hal
terpenting ialah bahasa pidgin lebih sederhana dari masing-masing bahasa
penyumbangnya. Dengan kata lain, bagaimana yang lebih mudah diterima/dimengerti
oleh kedua belah pihak, bagian itu pula yang masuk ke dalam pidgin.
Pidgin terbentuk ketika
para penutur melakukan hubungan dagang atau interaksi dengan penutur bahasa
lain, atau bekerja pada perkebunan yang diurus oleh penutur bahasa lain dan
tidak mengerti bahasa lawan tuturnya. Mereka yang menggunakan pidgin juga memiliki
bahasa lainnya juga, melainkan pidgin dijadikan sebagai bahasa tambahan yang digunakan untuk tujuan
tertentu seperti dalam perdagangan atau administrasi, misalnya untuk membeli
dan menjual padi atau kulit hewan.
Selain itu pidgin tidak digunakan sebagai alat identifikasi grup atau
untuk mengungkapkan jarak sosial. Dalam hal ini fungsi utamanya bahasa pidgin
tersebut adalah untuk memungkinkan para pekerja berkomunikasi antara satu sama
lain, karena para buruh perkebunan berasal dari daerah yang berbeda-beda dan digunakan
oleh para mandor untuk mengarahkan para buruh kasar.
Pidgin tidak hanya
muncul didaerah perdagangan dan didaerah pesisir pantai, melainkan pidgin juga
bisa terjadi dikawasan bekas daerah-daerah jajahan dan di daerah yang
berkawasan masyarakat heterogen. Pidgin bisa terbentuk dari kosakata dan
struktur yang berlainan dan juga mengambil salah satu bahasa lain sebagai dasar
penyempurnaan kosakatanya.contohnya saja Bahasa Melayu Pasar. Bahasa Melayu ini
terjadi akibat penyebaran perdagangan antaretnis. Bahasa Melayu Pasar adalah
bahasa pidgin
yang dipengaruhi kontak antara pedagang Melayu dan Cina. Contohnya:
Rumah-ku menjadi Saya punya rumah
Saya pukul
dia
menjadi Saya kasi pukul dia
Megat dipukul
Robert
menjadi Megat dipukul dek Robert
2.
Kreol
Kreol adalah pidgin
yang dalam perkembangannya menjadi bahasa ibu dari suatu masyarakat bahasa. Kreol muncul ketika pidgin menjadi bahasa ibu pada suatu komunitas
tertentu. Kreol
merupakan pidgin yang telah mengalami perluasan dalam segi struktur dan kosakatanya
untuk mengungkapkan makna atau fungsi yang serupa yang diperlukan oleh sebuah
bahasa pertama.
Holmes (dalam Wardhaugh, 2010:59) says that ‘A creol
is pidgin which has expanded in structure and vocabulary to express the range
of meaning and serve the range of function required og a first language. (dalamWardhaugh,
2006:59)
Holmes mengatakakan kreol adalah pidgin
yang strukturnya diperluas, kosa katanya mengekspresikan sejumlah arti dan
berfungsi sebagai pemerolehan bahasa pertama. Kreol muncul ketika bahasa
pidgin menjadi bahasa ibu dari sebuah generaasi baru anak-anak. Misalnya ketika
seorang pria dan seorang wanita yang memiliki bahasa yang berbeda menikah,
keduanya tahu bahasa pidgin dan belajar bahasa pasangannya. Pidgin kemudian
menjadi bahasa rumah yang digunakan bersama dan menjadi bahasa ibu
anak-anak mereka.
Kreol adalah pidgin
yang membutuhkan penutur asli (native-speaker). Banyak dari pidgin ini yang
kemudian menjadi kreol. Bahasa ini digunakan oleh anak-anak sebagai bahasa
pertama mereka dan digunakan dalam jangkauan yang luas. Selain berkembang
sebagai bahasa pertama, kreol juga berbeda dari pidgin dari segi fungsi dan
strukturnya. Kreol merupakan pidgin yang telah mengalami perluasan dalam segi
struktur dan kosakatanya untuk mengungkapkan makna atau fungsi yang serupa yang
diperlukan oleh sebuah bahasa pertama.
Kreol adalah bahasa
yang terbentuk jika suatu sistem komunikasi yang pada awalnya merupakan bahasa
pidgin kemudian menjadi bahasa ibu suatu masyarakat. Semua bahasa yang disebut
pidgin pada kenyataannya sekarang ini menjadi bahasa kreol baru. Misalnya
bahasa Tansi di Sawahlunto yang merupakan
perpaduan bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa Minang, yang tumbuh dan
berkembang pada zaman kolonial Belanda yang digunakan sebagai bahasa
sehari-hari oleh buruh tambang yang sebagian besar berasal dari suku Jawa yang
masih bisa kita rasakan pada saat ini , diantaranya:
a. dimana ke ? (dimana kamu?) "ke"
dari "kowe"
b. udah ke kabek-in anjing ke? (sudah
kamu ikatkan anjingmu?)
c. kemana aja ke, kok lama gak
ketok-ketok? (kemana saja kamu, kok lama tidak keliatan?) "ketok"
= terlihat/tampak
d. udah ta’ kek-i tapi dia tak mau
terima (sudah saya berikan tapi dia tidak mau terima) ta' = kata depan. kek-i = berikan
Contoh
lain yaitu, Bahasa Melayu Pasar yang dipengaruhi kontak antara pedagang Melayu
dan Cina, bahasa ini dahulunya tergolong ke dalam bahasa pidgin dan mengalami
proses kreolisasi :
a. Rumah-ku menjadi Saya punya
rumah
b. Saya
pukul dia menjadi Saya
kasi pukul dia
c.
Megat dipukul Robert menjadi Megat dipukul dek Robert
Kreolisasi
merupakan perubahan sebuah pidgin menjadi kreol. Bahasa Melayu
Pasar masih dipakai dengan lingkup terbatas di Singapura, Malaysia dan Sumba
Timur (NTT).
Menurut
Wardhaugh pidgin dan kreol hampir saling
berlawanan. Pidgin melibatkan penyederhanaan bahasa, misalnya pengurangan
morfologi (struktur kata) dan sintaksis (struktur tata bahasa), adanya
toleransi terhadap variasi fonologi (pelafalan), pengurangan fungsi
bahasa pidgin, peminjaman kosakata dari bahasa ibu setempat.
Sebaliknya, kreol melibatkan pelebaran morfologi dan
sintaksis, pengaturan fonologi, secara sengaja ditambahkan fungsi
bahasa tersebut dan perkembangan sistem yang rasional dan tetap
untuk menambah vokabuler.
Pidgin muncul karena kebutuhan untuk
berkomunikasi, terutama jika pembicara dan pendengar memiliki bahasa
yang berbeda. Tidak semua pijin berubah menjadi kreol. Kebanyakan pijin
adalah lingua franca, ada karena kebutuhan. Jika pidgin tidak
lagi digunakan, maka ia akan mati. Pidgin berubah menjadi kreol hanya
jika karena suatu alasan tertentu, pijin menjadi satu ragam bahasa
yang diharus digunakan oleh anak-anak dalam situasi tertentu yang tidak
menghendaki penggunaan bahasa secara penuh. Orang berbicara kreol lebih
cepat daripada pidgin dan tidak mengucapakan kata per kata, sehingga
penyederhanaan sangat terlihat. Misalnya, ma bilong mi (suami saya)
menjadi mablomi.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Salah satu dari ciri
bahasa tersebut adalah bersifat dinamis, dimana bahasa selalu berkembang dan
berubah seiring dangan perkembangan zaman dan penuturnya, sehingga dalam
perubahan dan perkembangan tersebut akan ditemui beberapa istilah seperti
pidgin dan kreol. Pijin/pidgin adalah sebuah bahasa pertama yang
berkembang sebagai suatu alat komunikasi antar dua kelompok atau lebih. Pijin
mempunyai bentuk-bentuk atau aturan-aturan bahasa sendiri dari penggunaan
bahasa dalam bertutur. Sedangkan
kreol adalah muncul ketika pijin menjadi bahasa ibu pada suatu komunitas tertentu.
Strukturnya masih menggambarkan struktur pijin, tetapi masih disebut kreol,
karena masih menjadi bahasa ibu mereka.
Pidgin bisa menjadi
kreol ketika adanya penutur asing dan digunakan oleh keturunannya yang kemudian
dibekukan sebagai bahasa pertama mereka. Bahasa ini dikatakan kreol apabila
bahasa pidgin itu telah berlangsung secara turun-temurun. Kreol memiliki
penutur lebih banyak dibanding pidgin. Karena kreol berkembang melalui
anak-cucunya, dan pidgin hanya merupakan bahasa aslinya. Ketika seseorang
menyebut suatu bahasa itu kreol, maka seharusnya terlebih dahulu bahasa
tersebut telah terbukti secara historis tentang asal-usulnya. Karena dalam
menentukan kreol atau tidaknya, historis suatu bahasa memiliki peranan yang
sangat penting dan memiliki keterkaitan yang sangat erat.
KEPUSTAKAAN
Sumarsono. 2007.
Sosiolinguistik. Yogya: SABDA.
Wardhaugh,
Ronald. 2010. An Introduction to
Sociolinguistics. New York: Basil Blackwell.
Very helpful reading. Thanks
BalasHapuscontoh nyata kreol, ada di daerah Cirebon Indramayu dan sekitarnya.. betulkah?
BalasHapusSip
BalasHapusterim kaish banyak membantu utk peserta didik
BalasHapusHere are our tips for all the sports toto.com
BalasHapusHow to use: 1. Go to any sports betting website. · 2. Choose the bookmaker you want to bet on · 오래된 토토 사이트 3. Check how much you like to bet. · 4. Go to the
MGM National Harbor casino opens July 13th - KCHP
BalasHapusATLANTIC CITY, N.J. (KTAR) 상주 출장샵 -- 익산 출장샵 MGM National Harbor's new hotel features a 파주 출장마사지 24-hour casino, live 충주 출장안마 concerts, live sporting events and more. 당진 출장마사지